Rabu, 28 November 2012

Refleksi Kelas Filsafat tgl 20-11-2012
RAFENSKA LEWERISSA/12703251005/MP Reg A/PPs

PERAN INTUISI SEBAGAI FILTER
DALAM PERKEMBANGAN TEKNOLOGI
Perkembangan Pendidikan di Indonesia ternyata mengarah kepada perkembangan industri dan teknologi yang merupakan pilar dari Kapitalisme. Jadi arah dari pendidikan di Indonesia semata-mata adalah untuk mengembangkan industri dan teknologi saja. Setelah mengikuti kelas filsafat di hari ini, saya menyadari bahwa Bangsa Indonesia sudah kehilangan hakekat pendidikan yang sebenarnya. Segala hal yang merupakan bagian orang dewasa seakan-akan dibebankan untuk anak-anak. Sebagai contoh masalah urusan teknologi adalah urusan orang dewasa, mengapa dibebankan kepada anak-anak, urusan narkoba adalah urusan  orang dewasa mengapa harus dibebankan kepada anak-anak. Mungkin pernyataan ini memiliki pemahaman seyogyanya kita sebagai orang dewasa hendaklah memberdayakan anak untuk berkembang sesuai dengan intuisi mereka masing-masing, tanpa ada motif kepentingan sekelompok orang atau negara. Ambisi orang dewasa inilah yang sangat egois, karena tidak mempedulikan perkembangan psikologis anak. Hal inilah yang harus diperhatikan sebagai generasi muda bangsa apalagi sebagai pendidik, kita harus bisa merebut kembali intuisi itu, dan mengembangkannya kepada anak-anak bagaimanapun caranya. Memang dalam perkembangan dunia sekarang ini kita tidak bisa terhindar dari teknologi, karena teknologi memberi kemudahan dalam kehidupan kita. Namun hendaklah kita terus harus memiliki intuisi yang bisa berperan sebagai filter dalam perkembangan teknologi tersebut, supaya ada keharmonisan dalam kehidupan.